Kop Surat
18.03.00
* Sebenarnya, ini bukan tulisan tentang kop surat sama sekali. Tulisan ini
bergaya sama dengan tulisan saya sebelumnya, yaitu ‘Tentang Translusens’ yang
berkesan slengek’an (menggunakan bahasa yang kasar dan ekspresif serta
jahil) cuma agak lebih halus karena konteks turunnya yang berbeda. Tulisan ini
benar-benar purely emotional, berkaitan dengan diri saya dan tentunya
tentang sesuatu yang bagi saya cukup penting untuk dituliskan, khususnya untuk
para pembaca setia tulisan-tulisan blog ini. Uhuui.
*
Jadi, singkatnya, hari ini adalah hari pertama saya menjalani masa ujian
tengah semester di semester 5 ini. Alhamdulillah sudah sampai semester 5, dan
semoga bisa lulus tepat waktu. Sedikit cerita tentang pengalaman UTS pertama
kali, jujur nih; saya ketiduran waktu mengerjakan soal! Mungkin ini karma
karena dulu saya dengan jahilnya memotret kakak kelas yang juga ketiduran waktu
tes TOEFL! Hahaha. Maafkeun daku Kak, tidak ada maksud buruk sama sekali dari diriku
waktu itu! Hahaha.
Tapi sebenarnya, baik UTS ataupun tidak, saya termasuk orang yang gampang
sekali mengantuk ketika di kelas. Setelah melalui uji penelitian di Ipebeh dan
Itebeh, ternyata dikemukakan beberapa faktor yaitu; saya memang secara inheren
sudah terlahir dengan bakat mengantuk di mana saja; pola tidur yang tidak ideal;
posisi duduk yang terlalu nyaman; dan terakhir, karena tertular virus dari teman
seberang, hoho. Untuk mengatasinya saya biasa keluar kelas dalam interval 15
menit, bahkan kalau sudah ekstrem betul bisa-bisa tiap 5 menit sekali saya
keluar kelas, ke toilet, ngucek-ngucek mata, kalau perlu membasuh wajah
berpuluh-puluh kali. Maka dari itu, mungkin adik kelas atau orang di ruangan
lain pasti bertanya-tanya, kenapa makhluk yang satu ini (baca: saya) terus saja
mondar-mandir di sekeliling kampus. Baiklah stop sampai di sini, walaupun saya
sering mengantuk, masih ada orang yang jauh lebih parah kok dibandingkan saya.
Heuheuheu.
Oke skip. Jadi langsung saja, sehabis pulang UTS saya pulang setelah
membeli beberapa lauk di warung dekat kampus yang terkenal lumayan murah. Saya pulang,
dengan menggenjot, eh, mengendarai sepeda motor milik Ibu yang saya bawa paksa
ke Surabaya dengan kecepatan 30km per jam, niatnya sih ingin menikmati
perjalanan. Begitu sampai di kos, saya buka laptop, makan-makan sedikit setelah
sebelumnya dimarahi sama seseorang karena makan nggak teratur, lalu tiba-tiba
tanpa permisi virus ngantuk itu datang lagi. Duh, jadilah saya bingung. Akhirnya
saya browsing-browsing di internet, mencari hal-hal yang bisa membuat kantuk
saya terusir. Dan entah bagaimana ceritanya, setelah buka tutup hape dan buka tutup alamat web, saya sampai pada sebuah blog yang
ditulis oleh seseorang. Bukan, bukan pemilik alkerukma.blogspot.com yang
menjanjikan buku tapi lama sekali janjinya terealisasi, bukan. Sebut saja blog
itu blog ini *eh.
Sebenarnya blog itu masih unyu, alias belum banyak isinya, namun,
tulisan-tulisan yang dia tulis (pemilik blog itu maksudnya) mengingatkan saya
pada diri saya waktu masa-masa SMA. Saat itu saya masih jadi pemuda yang gagah
dan tangkas, mirip Captain America ketika kebanyakan puasa (sekarang masih juga), dan masih mengawali karier dalam bidang
tulis menulis, mulai dari lampu hijau, alias mulai dari nol. Hohoho.
Seingat saya, waktu SMA tulisan-tulisan yang saya hasilkan jauh berbeda
dari saat ini. Menurut penilaian rekan kerja saya di salah satu grup, alias si
Mbah Jumaria binti Romana bin Ababil itu, tulisan saya saat ini sudah lebih
mending, walaupun sastranya masih jauh dari kaidah kesusastraan. Tapi kalau SMA
dulu, duh, tulisan saya malah jauh lebih ancur, hahaha. Cerpen yang saya buat,
artikel yang saya tulis, prosa yang saya gubah, bahkan musik yang saya ukir,
semuanya tak mampu menggetarkan dinding hati kalian *uhuk. Tapi, ada satu hal
yang membuat saya tetap melanjutkan hal itu. Tidak lain dan tak bukan adalah,
karena saya merasa hanya lewat tulisan itulah saya bisa mencapai sesuatu hal. Saya
yang antisosial, pesimistis, sering berpikiran negatif, gampang baper, dan
seterusnya dulu itu, hanya bisa yakin pada satu hal yang mungkin akan membuat
saya berubah; yaitu tulisan. Duh, melankolis sekali saya dulunya, haha.
Salah satu pencapaian yang sampai saat ini bisa saya banggakan ada dua,
pertama; tulisan saya tentang fenomena pacaran yang di forward oleh berbagai
orang teman, dan kedua, tulisan saya tentang "Masyarakat Sooka" yang saya buat
waktu lebaran tahun lalu yang pernah menjadi headline di kompasiana. Dua tulisan
itulah yang mungkin nggak sampai bombastis ke berbagai media massa, namun, bagi
saya yang masih alakadut dalam menulis ini memberikan dorongan semangat
tersendiri untuk terus menulis. Rasanya hati ini begitu gembira karena dua hal
itu terjadi. Maka saya pun semakin giat menulis, mengevaluasi, dan sesuai saran
sahabat saya dalam bidang tulis menulis, membaca banyak cerita pendek sebagai
awal agar tulisan saya berkembang semakin bagus, tentu di sela-sela saya
membaca buku lain yang lebih penting untuk tugas-tugas kuliah dan pengembangan
ke depan.
Akhirnya secara umum ada dua jenis tulisan yang saya buat, sastra dan
tulisan yang bersifat ilmiah (sebisa mungkin), seperti tulisan tentang Kurban
kemarin, dan selainnya. Tulisan sastra saya fokuskan di Wattpad, sementara
tulisan-tulisan bernada akademis saya rencanakan akan ditulis di blog,
Kompasiana, Qureta, dan beberapa media lain, yang sejauh ini belum semuanya
bisa tergapai. Tapi, senada dengan apa yang dipikirkan oleh sang penulis blog
tersebut, saya akan tetap berusaha untuk menulis dan menghasilkan karya lewat
tulisan ini. Bila tulisan-tulisan saya bisa menginspirasi orang, wuih saya
sangat bersyukur sekali. Oleh karenanya, sejujurnya saya sangat senang (pakai buuanggeeett)
bila ada yang menyukai tulisan-tulisan saya walaupun tentu saya tetap jaim,
wkwkwk. Enggak ding, saya memang lempeng-lempeng begini saja, baik wajah
ataupun perilakunya.
Balik lagi deh ke masalah judul. Jadi kenapa kok tulisan ini saya judulkan dengan ‘Kop Surat’? Hmm, karena
kita masih mengawali jalan perjuangan ini, dari awal sekali. Kalau dihubungkan
dengan masa depan nanti, aku yakin kita akan lebih banyak lagi membuat tulisan-tulisan,
tentu tulisan-tulisan yang bersifat untuk menyelesaikan masalah-masalah
masyarakat. Mungkin sekali hampir setiap saat kita akan berurusan dengan teks,
buku, diskusi, dan tulisan-tulisan yang harus kita analisis ataupun kita buat
sendiri.
Seperti kata-katanya Lao Tzu, yang mengatakan bahwa, “The journey of a thousand miles starts with a single step.”
And maybe, you are there, taking your first step
to your own journey.
Jadi selamat berjuang, buat kalian-kalian yang membaca tulisan ini. Kejar mimpi kalian masing-masing.
Khususnya buat sang pemilik blog, teruslah menulis ya. Walau ada kesan alur yang sama, but inspiration is endless. Buatlah tulisan keenam,
ketujuh, dan seterusnya. Insyallah entar saya deh yang baca, tapi ketentuan dan syarat berlaku, wkwkw.
Sekian.
PS : Rom, bukunya tak tunggu. Cepetan balik ke Surabaya kau!
PS : Rom, bukunya tak tunggu. Cepetan balik ke Surabaya kau!
0 komentar