catatan

Persistency

16.55.00

SMP kelas 2, saat itu saya pertama kali mengenal gitar.

Om Bambang, adik laki-laki ibu waktu itu membelikan sebuah gitar nilon 300 ribuan. Sejak awal kami bersepakat bahwa saya, ponakannya yang bandel ini harus bisa bermain gitar. Tujuannya cuma satu, supaya bisa naik panggung di acara sekolah. 

Impian itu tercapai. Dengan catatan penting; setiap kali saya naik panggung, saya selalu lupa kunci yang harus saya mainkan, kalau tidak begitu, suara saya yang sudah jelek ini bertambah jelek karena bergetar sebab grogi. Jadilah saya tampil memukau. Membuat muka kawan-kawan malu.


Awal kali saya belajar kunci G. Sekitar tiga jam, saya belajar kunci itu terus menerus, bergantian dengan kunci C dan F. Walaupun senar yang digunakan senar nilon, tangan saya yang masih unyu waktu itu tetap merasa kesakitan. Senar nilon adalah senar yang terbuat dari nilon. Dibandingkan senar berjenis string, senar ini lebih 'ramah' bagi tangan. Sehari mengenal gitar, ujung jari tengah dan jari manis saya lecet dan berdarah. Selepas om meninggal, saya belajar sendiri, berbekal buku kord 5 ribuan yang bisa dibeli di pasar malam.

Hari-hari berikutnya saya habiskan dengan belajar gitar. Saya belajar sendiri, dengan niat menjadi musisi. Bahkan saya sampai berkoar-koar akan masuk institut seni di Yogyakarta. Cita-cita yang tidak berdasar ini saya bawa terus sampai SMA, dan karena itulah saya tiap hari rajin belajar gitar, walaupun di tengah-tengah sering sekali saya merasa jengah dan malas. Saya merasa, dari jaman SMP sampai SMA kok ya gak ada perubahan, lama sekali, males banget belajar gitar ini. 

Kalau tidak karena sering diajak membantu kawan untuk recording (halah), saya sudah pasti akan jarang bersentuhan dengan gitar karena dunia tulis-menulis waktu itu mulai menjajah batin saya yang masih labil ini. Sesekali saya masih bermain gitar, hitung-hitung melepas penat, walau niat untuk mengasah skill sampai saya ahli seperti Slash sudah tidak lagi membumi di relung hati. 

*

Masa-masa kuliah adalah masa yang menurut saya, jauh lebih indah dibanding masa sekolah. Saya tidak sepakat dengan Chrisye. Iya sih, kuliah itu ya sekolah, tapi ya tidak sama. Sebutannya saja sudah beda. Ya to?

Nah di masa kuliah ini, ternyata, saya tetap tidak bisa melepaskan 'kutukan' untuk selalu dekat dengan gitar. Beberapa kali saya membantu teman yang akan tampil untuk menjadi pengiring musik di panggung belakang, makanya sering kali saya juga berlatih walaupun sifatnya situasional saja. Ada satu hal yang baru saya sadari, ternyata kemampuan menggitar saya jauh lebih baik dibandingkan saat saya SMP, bahkan saat saya SMA. 

Indikasinya, saya sedikit lebih peka dengan nada. Kedua, jari-jari saya jadi lebih lincah berpindah-pindah kord walau kadang-kala ya masih keserimpet-serimpet. Ketiga, berpindah-pindah nada dasar menyesuaikan rentang nada vokalis juga jadi lebih mudah saya lakukan. 

Pernah suatu ketika, saat hendak mengisi acara tertentu, ya tetap saya sebagai pengiring saja, kami hanya memiliki waktu 1 hari, bahkan kurang dari dua belas jam untuk mencari kord. Alhamdulillah, dengan terbatasnya waktu, saya bisa membantunya mempersiapkan acara tersebut. Saya jadi bersyukur, untung saya masih bisa bermain gitar dengan cukup baik.
*

Sampai saat ini saya masih belajar bermain gitar.

Satu hal yang saya sadari, bahwa kemampuan menggitar saya yang masih amburadul ini saja saya miliki dengan proses yang cukup lama. Artinya, seandainya saya konsisten, rutin dan rajin belajar gitar tiap hari, latihan terus-menerus, tidak peduli dengan rasa malas dan bosan, sudah pasti kemampuan gitar saya akan lebih tinggi.

Ini sudah hukum alamiah, menurut saya. Repetisi akan meningkatkan keahlian. Sudah berkali-kali ini saya dengar hingga saya bosan mendengarnya, namun nyatanya, sulit sekali menerapkan nasihat ini. Sulit sekali konsisten dalam belajar. Saya yakin bukan saya sendiri yang mengalami hal ini, tapi pasti kamu juga iya. Benar kan? Ngaku saja deh lu.

In the end, persistence is the key to mastery. Only they who persist can get the skills.

Selamat belajar, dan bersabar.